Ketika Panca
indera merasa muak!!!
Mataku
pernah menangkap sesosok pria yang begitu di istimewakan hati menjamah
perempuan lain. Mataku begitu memilukan ketika tak mampu menahan bulir penyebab
kuyup pipiku. Mataku, saksi kebinasaan cinta yang di ukir oleh pria penjamah
itu.
Hidungku
pernah merasakan aroma menyejukan dari tengkuknya. Hidungku pernah basah saat
perpisahan menjadikan aku tak lagi dipelukanmu. Hidungku, alasan jemarimu tak
mampu menjamah selainku.
Telingaku pernah
memuntahkan cairannya saat bisikan janji manismu terlontar tanpa dosa.
Telingaku sering menerima kabar tentangmu yang begitu asik dengan selainku.
Telingaku, hampir berteriak saat apa yang kau lakukan menusuk kediamanmu.
Kulitku
pernah menjadi tempatmu melepas kepenatan. Kulitku menjadi pulang untuk bocah
nakal penyuka kenikmatan itu. Kulitku, terlalu terlena hingga tak tahu kalau ia
hanya pelampiasan.
Mulutku tak
mampu berkata saat tuturmu membungkam segalanya. Mulutku pernah menjadi
alasanmu bertualang mencari kenyamanan. Mulutku,hanyalah katup tertutup
penyimpan persoalan.
Panca inderaku, ntah
sampai kapan!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar