Jumat, 02 Oktober 2015

Panca Indera



Ketika Panca indera merasa muak!!!

Mataku pernah menangkap sesosok pria yang begitu di istimewakan hati menjamah perempuan lain. Mataku begitu memilukan ketika tak mampu menahan bulir penyebab kuyup pipiku. Mataku, saksi kebinasaan cinta yang di ukir oleh pria penjamah itu.

Hidungku pernah merasakan aroma menyejukan dari tengkuknya. Hidungku pernah basah saat perpisahan menjadikan aku tak lagi dipelukanmu. Hidungku, alasan jemarimu tak mampu menjamah selainku.

Telingaku pernah memuntahkan cairannya saat bisikan janji manismu terlontar tanpa dosa. Telingaku sering menerima kabar tentangmu yang begitu asik dengan selainku. Telingaku, hampir berteriak saat apa yang kau lakukan menusuk kediamanmu.

Kulitku pernah menjadi tempatmu melepas kepenatan. Kulitku menjadi pulang untuk bocah nakal penyuka kenikmatan itu. Kulitku, terlalu terlena hingga tak tahu kalau ia hanya pelampiasan.

Mulutku tak mampu berkata saat tuturmu membungkam segalanya. Mulutku pernah menjadi alasanmu bertualang mencari kenyamanan. Mulutku,hanyalah katup tertutup penyimpan persoalan.

Panca inderaku, ntah sampai kapan!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar