Selasa, 22 Desember 2015

Beliau, Mamaku..



Beliau Ibuku.
Perempuan yang saat zaman putih merah bangun lebih dulu dari anak-anaknya. Menyiapkan sarapan serta bergegas mencari nafkah. Ya beliau ibuku. Ah, saya memanggilnya 'mama'. Perempuan yang berada di memori kepalaku tak pernah berhenti mencari nafkah hingga sekarang usianya menuju setengah abad.

Ya, Beliau mamaku.
Mama yang masih sangat jelas di ingatanku dulu zaman putih-merah sering bahkan setiap sore memintai kami anak - anaknya ( saya dan saudara perempuanku) untuk pergi 'minta uang cicilan' di beberapa orang di kampung. Alesan mama cari nafkah karena memang udah ada DNA dagang dalam dirinya sama saat itu menyekolahkan dua adiknya di perguruan tinggi. Ah, saya hampir melupakan satu hal, zaman putih-merah adalah zaman dimana saya dan saudara-saudaraku merasakan menjadi anak yang di rawat oleh ART (Asisten Rumah Tangga). Lumayan lama selama 6 tahun. Dan ini menjadi salahsatu alasanku belum pintar soal bersih-bersih dan sebagainya perihal rumah tangga. Hahaha alesanmu yun!!!

Ya, beliau mamaku.
Yang saat saya berada pada jenjang putih-biru mencari nafkah lebih dari biasanya. Ya, beliau berburu 'dollar' untuk menafkahi anak-anaknya serta biaya S2 bapak. Ah, mamaku~ Sehat selalu bu! Zaman putih-biru kami anak-anaknya sudah jarang dimintai seperti putih-merah tetapi mulai berjaga warung. Bisa di bilang 3 tahun pekerjaan saya tiap pulang sekolah adalah berjaga warung hingga malam. Saat itu saya dan saudara di rawat sama bibi. Mungkin ini juga alasan saat putih-biru saya masih sering di suapi saat makan. Ya, ini juga yang menjadi alasanku saat itu belum tahu perihal masak-memasak dan lain-lain. Alesanmu itu yun!!!

Ya, beliau mamaku.
Yang saat zaman putih-abuabu bisa di bilang tidak lagi berburu dolar seperti zaman putih-merah tapi tetap menjalankan barang biasa disebut. Zaman itu beliau menjadi pendamping bapak kemana-mana. Ah, hampir lupa lagi zaman ini adalah zaman dimana kami anak - anaknya tidak lagi di bawa kemana-mana. Masih jelas di ingatanku bapak adalah orang yang senang mengajak anak-anaknya kemana-kemana. Bermodal motor yang diperbaiki bekas punya kakek, kami berenam entah saat itu di susun seperti apa yang jelas muat untuk berjalan kemana-mana. Ah iya, saat motor itu rusak bapak sering meminjam motor teman dan tetap kami di bawa semua. Ah, bapak. I miss yu~.

Ya, beliau mamaku.
Yang sekarang karena bapak udah ndak ada berburu dolar seperti zaman putih-biru lagi demi menyekolahkan anaknya. Ah, terima kasih ma. Karena saat ini saya masih seperti anak orangtua lainnya. Mengemban pendidikan di perguruan tinggi, mempunyai gadget seperti kebanyakan orang, menikmati membeli makan dan jalan - jalan di departement store tempatku menimba ilmu. Masih bisa pulang di saat lebaran. Terima kasih ma, masih berjuang keras untuk anak - anakmu.

Ya beliau mamaku.
Kami jarang smsan bahkan teleponan seperti anak-ibu lainnya. Di rumah komunikasi kami baik. Tapi saat kuliah, saya sms hanya untuk minta uang, mengeluh sakit, dan mengucapkan ulang tahun. Tak ada percakapan panjang via telepon, biasanya hanya berisi "mama udah kirim uang bla bla bla". Kadang saya envi sama teman - teman yg teleponan sama ibunya kek teman tapi saya sadar sibuknya mama saya bukan untuk yang lain tapi anak - anaknya.

Beliau mamaku,
Yang tidak pernah bertanya siapa pacarku tapi selalu overprotectiv sama teman saat saya minta izin keluar. Yang selalu bercerita tentang banyak hal saat beliau meminta untuk mengurutnya. Yang menginginkan anaknya jadi PNS. Alasannya karena beliau tau rasanya jadi istri yang tidak memiliki gaji. Yang memberi contoh dengan baik menjadi istri yang manut tapi di takuti suami.

Finally,
Selamat ulang tahun Mama. Di usiamu yg ke-45 kalau ndak salah semoga kami anak - anakmu selalu bisa membahagiakanmu, secepatnya membuatmu tidak memikirkan bagaimana cara menghasilkan uang jikalau tiba - tiba anakmu meminta uang buat beli buku. Senyum selalu bu! Terima kasih sebesar-besarnya. Panjang umur bu dan semua do'a baik lainnya yang tidak bisa saya tulis di sini.


Love
Anakmu, Wa Ode sitti Yusniar R(yunii)
Ah, saya rindu
di ceramahi karena tertidur dengan seragam SMA dan belum makan siang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar