Minggu, 06 Desember 2015

Perihal Judul TA ( Tugas Akhir )



1 November 2015
Lepas beberapa minggu dari awal semester 7. Keluarlah pengumuman bahwasanya "seluruh mahasiswa semester Akhir di harapkan untuk menggajukan judul dengan 5 departemen". Saya yang notabene telah membuat judul sejak semester 6 merasa kecewa karena departemen yang keluar tidak ada "departemen Manajemen". Saya yang mempunyai tujuan tersendiri dengan judul TA ( Tugas Akhir ) tersebut menjadi ambyar se-ambyar nya. Masa depanku setelah sarjana pupus sudah tapi satu hal yang saya sadari dan membuat ketawa yaitu "mungkin ini cara semesta memberikan rasa humornya kepada saya", semesta jelas mengetahui apa yang terbaik buat saya ke depannya, dengan atau tanpa judul TA itu.

Tiap detik semenjak pengumuman itu keluar, kepalaku seakan tak lepas berpikir hal apa yang sekiranya sesuai untuk judul TAku dan mampu saya pertanggungjawabkan serta mampu menjadi bekalku lepas sarjana. Hal pertama yang saya pikirkan adalah Keperawatan Medikal Bedah, ingin mengambil sebuah eksperimen tentang khasiat Jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah tapi sebagai calon perawat yang (belum) paham cara menensi membuang jauh departemen medikal bedah dari bayangan masa depan. Berpikir dan terus berpikir, menjelajahi sosmed serta membaca buku metodologi penelitian perihal ruang lingkup ilmu keperawatan dan aha, Saya mendapatkan judul TA yang Insya Allah bisa saya pertanggungjawabkan dan jika semesta memberikan rasa humornya, saya ingin departemen untuk TA saya menjadi destinasi pendidikanku kedepannya.

Pilihanku jatuh pada "DEPARTEMEN ANAK". Perihal tumbuh kembang dan Imunisasi. Sub pokok ini saya ambil karena ironisnya masyarakat indonesia yang ternyata masih ada Ibu bahkan orang tua yang tidak memperdulikan investasi kesehatan anaknya dengan kurangnya perhatian ibu untuk membawa anaknya ke posyandu atau pusat pelayanan kesehatan tingkat I, lebih parahnya ada beberapa ibu yang kontra terhadap pemberian vaksin dengan dalil "anak tetap sehat jika tidak diberikan vaksin". Dan memory jangka pendekku pun berputar ke kejadian saat saya masih dikampung, saat itu anak dari bibi saya ingin di imunisasi tetapi vaksinnya habis. Di perkuat dengan laporan yang disampaikan Organisasi Medis Kemanusiaan Dunia, Medecins Sans Frontieres bahwa Indonesia termaksud 1 dari 6 Negara yang teridentifikasi memiliki jumlah tertinggi anak - anak yang tidak terjangkau imunisasi.

Perihal tumbuh kembang, anak bayi umumnya memiliki rasa ingin tahu yang banyak. Apapun yang dilihat ingin disentuh, apapun yang disentuh ingin dimakan. Tapi lepas dari itu ada hal yang bernama motorik Halus dan kasar yang perlu diketahui oleh ibu dan pengasuh karena jika bagian ini mengalami gangguan maka akan berakibat fatal dari anak saat remaja bahkan dewasa.

Seperti apapun para ibu merawat dan mengasuh anaknya, pasti memiliki naluri tersendiri tapi kedua poin tersebut perlu diperhatikan karena kesehatan dan proses sosialisasi anak di zaman yang serba canggih ini menjadi investasi untuk orang tua, serta negara ini.

Penuturan di atas sudah tepat belum menjadikan saya seorang M.Kep.,Sp.Kep.A sub spesialis tumbuh kembang. Hahahahah, apalah itu semenjak memilih departemen anak saya senang menuliskan gelar tersebut. Terlintas dipikiran saya, mau Master Keperawatan tapi lanjut Ners saja takut. Kemungkinan ini yang saya yakin dengan rasa humornya semesta mampu membuat saya berjalan lurus untuk pendidikan saya.

Salam sehat untuk Anak Indonesia,
Tetap Positif Thinking untuk segala hal yang semesta takdirkan untuk kamu,
Salam Bahagia dari Mahasiswi Semester Akhir.

1 komentar:

  1. Ingat aja al-baqarah:216 “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah : 216)

    never give up sister(^_^)(*^▽^*)

    BalasHapus