1 November 2015
Lepas beberapa minggu dari
awal semester 7. Keluarlah pengumuman bahwasanya "seluruh mahasiswa
semester Akhir di harapkan untuk menggajukan judul dengan 5 departemen".
Saya yang notabene telah membuat judul sejak semester 6 merasa kecewa karena
departemen yang keluar tidak ada "departemen Manajemen". Saya yang
mempunyai tujuan tersendiri dengan judul TA ( Tugas Akhir
) tersebut menjadi ambyar se-ambyar nya. Masa depanku setelah
sarjana pupus sudah tapi satu hal yang saya sadari dan membuat ketawa yaitu
"mungkin ini cara semesta memberikan rasa humornya kepada saya",
semesta jelas mengetahui apa yang terbaik buat saya ke depannya, dengan atau
tanpa judul TA itu.
Tiap detik semenjak
pengumuman itu keluar, kepalaku seakan tak lepas berpikir hal apa yang
sekiranya sesuai untuk judul TAku dan mampu saya pertanggungjawabkan serta
mampu menjadi bekalku lepas sarjana. Hal pertama yang saya pikirkan adalah
Keperawatan Medikal Bedah, ingin mengambil sebuah eksperimen tentang khasiat
Jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah tapi sebagai calon perawat yang
(belum) paham cara menensi membuang jauh departemen medikal bedah dari bayangan
masa depan. Berpikir dan terus berpikir, menjelajahi sosmed serta membaca buku
metodologi penelitian perihal ruang lingkup ilmu keperawatan dan aha, Saya
mendapatkan judul TA yang Insya Allah bisa saya pertanggungjawabkan dan jika
semesta memberikan rasa humornya, saya ingin departemen untuk TA saya menjadi
destinasi pendidikanku kedepannya.
Pilihanku jatuh pada
"DEPARTEMEN ANAK". Perihal tumbuh kembang dan Imunisasi. Sub pokok
ini saya ambil karena ironisnya masyarakat indonesia yang ternyata masih ada
Ibu bahkan orang tua yang tidak memperdulikan investasi kesehatan anaknya
dengan kurangnya perhatian ibu untuk membawa anaknya ke posyandu atau pusat
pelayanan kesehatan tingkat I, lebih parahnya ada beberapa ibu yang kontra
terhadap pemberian vaksin dengan dalil "anak tetap sehat jika tidak
diberikan vaksin". Dan memory jangka pendekku pun berputar ke kejadian
saat saya masih dikampung, saat itu anak dari bibi saya ingin di imunisasi
tetapi vaksinnya habis. Di perkuat dengan laporan yang disampaikan Organisasi
Medis Kemanusiaan Dunia, Medecins Sans Frontieres bahwa Indonesia termaksud 1
dari 6 Negara yang teridentifikasi memiliki jumlah tertinggi anak - anak yang
tidak terjangkau imunisasi.
Perihal tumbuh kembang, anak
bayi umumnya memiliki rasa ingin tahu yang banyak. Apapun yang dilihat ingin
disentuh, apapun yang disentuh ingin dimakan. Tapi lepas dari itu ada hal yang
bernama motorik Halus dan kasar yang perlu diketahui oleh ibu dan pengasuh
karena jika bagian ini mengalami gangguan maka akan berakibat fatal dari anak
saat remaja bahkan dewasa.
Seperti apapun para ibu
merawat dan mengasuh anaknya, pasti memiliki naluri tersendiri tapi kedua poin
tersebut perlu diperhatikan karena kesehatan dan proses sosialisasi anak di
zaman yang serba canggih ini menjadi investasi untuk orang tua, serta negara
ini.
Penuturan di atas sudah
tepat belum menjadikan saya seorang M.Kep.,Sp.Kep.A sub spesialis tumbuh
kembang. Hahahahah, apalah itu semenjak memilih departemen anak saya senang
menuliskan gelar tersebut. Terlintas dipikiran saya, mau Master Keperawatan
tapi lanjut Ners saja takut. Kemungkinan ini yang saya yakin dengan rasa humornya
semesta mampu membuat saya berjalan lurus untuk pendidikan saya.
Salam sehat untuk Anak
Indonesia,
Tetap Positif Thinking untuk segala hal yang semesta
takdirkan untuk kamu,
Salam Bahagia dari Mahasiswi
Semester Akhir.
Ingat aja al-baqarah:216 “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah : 216)
BalasHapusnever give up sister(^_^)(*^▽^*)