Saya (tidak)
pernah mengenalnya.
Seseorang yang lahir cuma berbeda delapan hari dari tanggal
kelahiranku. Tuhan mengizinkannya menghirup dunia lebih dulu, agar dia
mengajarkanku betapa kerasnya kehidupan dengan kasih sayangnya. Seseorang yang
dengan sangat jelas saat awal menginjakan kaki di masa putih abu - abu, saya
tidak mengenalnya dan dia tidak pernah masuk dalam daftar pencaharianku saat ke
sekolah. Seseorang yang jika saya mengingat masa lalu, maka saya memastikan
bahwa saya melihatnya pertama kali saat porseni antarkelas saat dia lepas
bertanding badminton yang kebetulan lapangan ada di depan kelas saya. Seseorang
yang saya ingat jelas saat itu rambutnya masih panjang sampai bokong. Setelah itu? Dia tidak
pernah saya lihat, dan saya tidak menyangka akan sedekat sekarang.
Saya
memangilnya teman.
Seseorang yang saat kelas 2 SMA ternyata sekelas dengan saya, dan saya masih tidak mengenalnya.
Sampai akhirnya di satu hari, dia mengeluarkan ilmu yang ntah mungkin sudah dia
pelajari dari abad sebelum masa majapahit dan you know? Saya serta kamu
menyebutnya "Ramalan". Ramalannya saya lupa, yang saya ingat setelah
itu ada seorang pria yang mengirimkan pesan singkat di handphone. Pria itu,
yang menjungkir balikan intuisi di dua fase perkembangan saya. Pria itu sepupu
dari seseorang yang saya memanggilnya teman.
Saya
memanggilnya Sahabat.
Semenjak saat itu, saya, dia dan dua teman lainnya menjalin
sebuah hubungan bernama persahabatan. Kemana selalu bersama, tiap ada pembagian
kelompok selalu satu kelompok dan menikmati masa putih abu - abu bersama. Hari
ke hari, bulan ke bulan, saya semakin dekat dengan dia, mengingat saya pun
menjalin hubungan dengan sepupunya. Hingga hari itu, dia membuat sebuah
singkatan "CHOPIS yg kepanjangannya kalau ndak salah Cinta Or Persahabatan
Itu ( ujungnya plincess lupa :D)". Saat SMA kelas 3 kami tidak lagi
bertiga tetapi berempat, hingga beberapa bulan meninggalkan putih abu - abu
kami pun menjadi berlima.
Saya
memanggilnya Ipar.
Seseorang yang sangat saya tunggu datang ke kotaku. Seseorang
yang saat tahun pertama di rantauan mengajakku mengunjungi hunian mbahnya,
sebuah desa yang masih Asri, banyak sawah, dan perlu tempat - tempat tertentu
untuk sekedar mengisi handphone dengan signal. Setiap tahunnya yang saya
tunggui adalah dia, mengajakku ketempat mbah dan menghirup pagi desa atari
jaya. Ini tahun ketiga dan saya tidak kesana. Ah, mungkin saya (tidak) akan
kesana lagi, karena tahun ini saya rencana akan kesana dengan sepupunya tapi...
Ya sudahlah ya. Saya lupa kapan pertama kali memanggilnya ipar, yang jelas
setelah saya menjalin (kembali) hubungan dengan sepupunya. Seseorang yang
membantu mengukir kisah di kota rantauanku, seseorang yang membuat saya
merasakan senang ketika mendengar dia menjawab, "Nuun, saat dia di panggil dengan nama, "yaan".
Ah, lagi - lagi saya terobsesi dengan wong jowo.
Saya
memanggilnya dolaemong.
Sekarang saya berada di tahun terakhir kuliah. Berarti sekitar 5
tahun saya mengenalnya, dan di tahun ini saya memanggilnya dengan dolaemong :D.
Seperti doraemon yang selalu membantu nobita, ya, dolaemongku membantu saya
dalam banyak hal. Menikmati hidup saat pulang kampung, menguatkan hati saat
terpuruk, dan menjemput saya saat tiba malam di pelabuhan, dan sekarang
berjanji mau jemput lagi? Hahahaha wait me dolaemong, awas tipu - tipu *boxing*
Dia, seseorang yang dua tahun kemaren sering bertukar kado saat hari
kelahiran, Seorang perempuan yang mengerti bagaimana brengseknya saya dan tetap
menjadikan saya plincess di hatinya ( :D hahahah :p). Seseorang yang jika saya (tidak) mendapatkan pasangan wong jowo maka anaknya harus rela saya
jodohkan dengan anakku ( Ini ngawur, pemirsa). Seseorang yang paginya harus
menyempatkan membangunkan putri tidur dan akan saya sambut dengan pesan,
"Kangen,eh!!!".
Dia. Seseorang itu. Riana Muharyuni
Tetaplah seperti sekarang.
Salam rindu,
Plincess
Terharu... persahabatan bagaimanaoun kisahx selalu buat saya terharu... tetap kompak dan jangan bertengkar yah...
BalasHapusNb: bahasax bagus, saya fans pertamaMu de di blog... Keeo Writing keeo ganbate sistet