Kamis, 14 Mei 2015

ASKEP KEGAWATDARURATAN "Cronic Kidney Disease (Gagal Ginjal)"

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Gagal Ginjal Kronik adalah proses kehilangan fungsi ginjal secara progresif dalam periode beberapa bulan atau beberapa tahun. Penyakit ini merupakan masalah di bidang nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi. Gejala-gejala memburuknya fungsi ginjal tidak spesifik, dan mungkin juga ditemukan tidak enak badan dan penurunan nafsu makan. GGK merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Dimana secara bertahap terjadi penurunan fungsi ginjal dari waktu ke waktu dan biasanya menetap pada penderita penyakit ginjal tahap akhir dan akan terus meningkat jika kita tidak melakukan pencegahan dan pengelolaan dengan baik. Ada banyak hal yang menjadi pencetus timbulnya penyakit Gagal ginjal kronis. Salah satu diantaranya adalah penyakit diabetes Melitus. Semakin hari angka penderita penyakit GGK terus meningkat. Oleh karena itu dibutuhkan tindakan keperawatan untukmengatasi masalah- masalah yang ada.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.   Apa Definisi dari penyakit CKD?
2.   Apa saja Etiologi dari CKD?
3.   Bagaimana patofisiologi CKD?
4.   Bagaimana manifestasi klinis penyakit CKD?
5.   Bagaimanan pemeriksaan diagnotik  penyakit CKD?
6.   Bagaimana penatalaksanaan penyakit CKD?
7.   Bagaimana asuhan keperawatan penyakit CKD?      




C.     TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui definisi CKD
2.      Untuk mengetahui etiologi CKD
3.      Untuk mengetahui patofisiologi CKD
4.      Untuk mengetahui manifestasi klinis CKD
5.      Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang CKD
6.      Untuk mengetahui penatalaksanaan CKD

D.    MANFAAT PENULISAN
1.      Dapat mengetahui definisi CKD
2.      Dapat mengetahui etiologi CKD
3.      Dapat mengetahui patofisiologi CKD
4.      Dapat mengetahui manifestasi klinis CKD
5.      Dapat mengetahui pemeriksaan penunjang CKD
6.      Dapat mengetahui penatalaksanaan CKD










BAB II
PEMBAHASAN
A.    DEFINISI
Gagal Ginjal Kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, yang menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).Penyakit Ginjal Kronik dinyatakan juga sebagai suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversible pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis atau transplantasi ginjal.
CKD (Cronik Kidney Disease) adalah kelainan ginjal berupa kelainan struktural atau fungsional yang di manifestasikan oleh kelainan patologi atau petanda kerusakan ginjal secara laboratorik atau kelainan pada pemeriksaan radiologi dengan atau tanpa penurunan fungsi ginjal yang berlangsung > 3 bulan.
CKD adalah kelainan penurunan LFG < 60 ml/menit per 1.73 m2 luas permukaan tubuh selama > 3 bulan tanpa atau dengan kerusakan ginjal
GGK merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat biasanya berlangsung dalam beberapa tahun.
GGK adalah kerusakan pada ginjal yang terus berlangsung dan tidak dapat diperbaiki yang disebabkan oleh sejumlah kondisi dan akan menimbulkan gangguan multi system.




B.     ETIOLOGI
Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis tubulus ginjal
Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis

C.     PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.
  Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis.
·         Klasifikasi
Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :
    Stadium 1 : penurunan cadangan ginjal, pada stadium kadar kreatinin serum normal dan penderita asimptomatik.
Stadium 2 : insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah rusak, Blood Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.
Stadium 3 : gagal ginjal stadium akhir atau uremia.
K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat penurunan LFG :
Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan LFG yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2
Stadium 2   : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60-89 mL/menit/1,73 m2
Stadium 3    : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2
Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2
Stadium5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal ginjal terminal.

D.    MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik  antara lain 
a.       Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
b.      Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik waktu ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisytem renin -  angiotensin – aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).
Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a.       Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema.
b.       Gannguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.
c.       Gangguan  gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia.
d.      Gangguan  musculoskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ), burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan hipertropi otot – otot ekstremitas.
e.       Gangguan Integumen
kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan akibat penimbunan urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
f.       Gangguan endokrim
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.
g.      Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.
h.      System hematologic
anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga rangsangan eritopoesis pada sum – sum tulang berkurang, hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.


E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi antara lain :
1.      Pemeriksaan lab.darah
ü  Hematologic
ü  Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
ü  RFT ( renal fungsi test )
ü  ureum dan kreatinin
ü  LFT (liver fungsi test )
ü  Elektrolit
ü  Klorida, kalium, kalsium
ü  koagulasi studi
ü  PTT, PTTK
ü  BGA
2.      Urine
ü  urine rutin
ü    urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
3.      pemeriksaan kardiovaskuler
ü  ECG
ü  ECO
4.      Radidiagnostik
ü  USG abdominal
ü  CT scan abdominal
ü  BNO/IVP, FPA
ü  Renogram
ü  RPG ( retio pielografi )

F.      PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu:
a)      Konservatif
ü  Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
ü   Observasi balance cairan
ü  Observasi adanya odem
ü  Batasi cairan yang masuk
b)      Dialysis
ü  peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut  adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis .
ü  Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
-  AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung
c)      Operasi
ü  Pengambilan batu
ü  transplantasi ginjal





BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN CKD
A.    PENGKAJIAN
1.      Pengkajian keperawatan
A.    Data demongrafi.
a.       Identitas klien
Meliputi nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, usia, alamat, no.telpon, agama, suku, status perkawinan, pendidikan , pekerjaan,  lama berkerja, golongan darah, tanggal masuk, rumah sakit, ruangan dan sumber info.
b.      Penanggung jawab
Meliputi nama, alamat, usiah, pendidikan, pekerjaan dan hubungan dengan klien. 
B.     Riwayat kesehatan klien
Merupakan penjelasan dari keluhan utama, misalnya yang sering terjadi, pada pasien dengan CKD adalah perubahan nutrisi
C.     Riwayat kesehatan masa lalu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang dimiliki oleh pasien seperti DM,  hipertensi, oprasi , dan penyakit metabolik, lainya memicu resiko CKD.
D.    Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat adanya penyakit CKD pada anggota keluarga yang lain seperti : kelainan genetik, warisan yang abnormal menyebabkan tingkat tinggi perkursor sel darah merah,   tumor ginjal atau sindrom cushing dan lain-lain
F.   Pemeriksaan fisik
ü  Keadaan umum  : klien tampak lemah, pucat, dan tidak bertenaga
ü  Tanda-tanda vital : tekanan darah biasanya mengalami peningkatan, nadi melemah, dan cepat, suhu dapat terjadi hipertemikkarena infeksi, RR mengalami peningkatan.
ü  Body system
a.       Pernafasan
b.      Cardiovaskuler
c.       Peryarafan
d.      Eliminasi urun
e.       Eliminasi alvi
f.       Otot-tulang integument.

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual, muntah, dan perubahan membrane mukosa mulut.
2.       Kelebihan volume cairan
3.      Resiko ketidakseimbagan elektrolit.
4.      Resiko cidera b/d kelemahan otot

C.     INTERVENSI
1.      perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Domain 2 : nutrisi
Kelas 1 : makan
Definisi    : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic.
Batasan Karakteristik :
-        Membrane mukosa pucat
Faktor yang berhubungan :
-          Ketidak mampuan mencernah makanan
No
Diagnosa
Noc
Nic
1
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....X24jam diharapkan perubahan nutrisi dapat teratasi dengan kriteria hasil :
ü  berat badan normal
ü  edema (-)
ü   mual dan muntah (-)


ü  Kaji adanya alergi makanan
ü  Kolaborasikan dengfan ahli gizi untuk mengetahui jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan klien
ü  Monitor jumlah nutrisis dan kalori
ü  Perhatiakn adanya mual dan muntah
ü  Berikan makanan sedikit tetapi frekuensi sering jadwalkan sesuai kebutuhan dialysis
ü  Anjurkan klien untuk meningkatkan itake Fe


2.      Kelebihan volume cairan
Definisi : peningkatan retensi cairan isotonic
No
diagnosa
Nic
Noc
2.   
Kelebihan volume cairan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….x 24 jam kelebihan volume cairan dapat teratasi dengan kreteria hasil:  
ü  Terbebas dari edema, efusi, anaskara.
ü  Terbebas dari kekelahan, kecemasan atau kebingungan
ü  Menjelaskan indicator kelebihan cairan
ü  Monitor vital sing
ü  Monitor masukan makanan atau cairan dan hitung intake kalori
ü  Monitor status nutrisi
ü  Batasi masukan cairan pada keadaan hiponartemi dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
ü  Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul mmburuk

2.      Resiko Ketidakseimbangan elektrolit
Domain 2 : nutrisi
Kelas 5 : hidrasi
definisi : beresiko mengalami perubahan kadar elektrolit serum yang dapat mngganggu kesehatan.
Factor resiko :
-          Disfungsi ginjal
-          Muntah
No
Diagnose
Nic
Noc
2
Resiko ketidakseimbagan elektrolit.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….x 24 jam resiko ketidak seimbangan elektrolit dapat teratasi dengan kreteria hasil :
ü  Mempertahankan urin output sesuai dengan usia dan BB, BJ urin normal, HT normal
ü  Tdak ada tanda dehidrasi
ü  Elasitas tugor kulit baik, membaran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.
ü  Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan
ü  Monitor status nutrisi
ü  Monitor pasien terhadap penambahan cairan
ü  Monitor berat badan
ü  Monitor adanya tanda gagal ginjal

3.      Resiko cedera
Domain 11         : keamanan / pelindungan
Kelas 2   : cedera fisik
Definisi  : beresiko mengalami cederasebagai akibat kondisi lingkungan yang berinteraksi dengan sumber adaptif dan sumber defensive individu
Factor infeksi :
ü  Biologis (mis., tingkat imunisasi komunitas, mikroorganisme)
ü  Manusiah (mis., agens nosokomia , polaketenagaan, atau factor koknitif, efektif, dan psikomotor)
No
Dx. Kep
Noc
Nic
3
Resiko cidera b/d kelemahan otot

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama..... resiko cidera dapat teratasi dengan kriteria hasil:
-          Klien bebas dari cidera
-          Klien mampu mnjelaskan factor resiko dari lingkungan/prilaku personal
-          Sediakan lingkungan yang aman untuk klien
-          Menghindarkan lingkungan yang berbahaya
-          Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
-          Mengajurkan keluarga untuk menemani klien



D.    EVALUASI
1. Perubahan nutrisis  kebali baik
2. Ketidakseimbangan elektrolit membaik
3. Resiko cidera tidak ada.



BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
CKD (Cronik Kidney Disease) adalah kelainan ginjal berupa kelainan struktural atau fungsional yang di manifestasikan oleh kelainan patologi atau petanda kerusakan ginjal secara laboratorik atau kelainan pada pemeriksaan radiologi dengan atau tanpa penurunan fungsi ginjal yang berlangsung > 3 bulan.
Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisytem renin -  angiotensin – aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).


B.     SARAN
Diharapkan bagi pembaca agar dapat mengetahi tentang konsep medis dan konsep keperawatan CKD
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan askep ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya agar dalam penyusunan askep yang selanjutnya bias lebih baik.




Daftar  pustaka

Doenges E,  Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai Penerbit FKUI


1 komentar:

  1. terimakasih banyak untuk artikelnya, sangat bermanfaat, menambah wawasan

    http://herbalkuacemaxs.com/pengobatan-herbal-hipertensi/

    BalasHapus